RESUME
POLA PENDIDIKAN ISLAM DALAM SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
DOSEN PENGAMPU :
SYUKRI NAWIR, M.Pd
Disusun Oleh
Nama : ABDUL KARMAN
Nim : 008 111 001
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
AL-FATAH JAYAPURA
2011
A. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA RASULULLAH
Pendidikan islam pada masa Rasulullah dapat dibedakan menjadi 2 periode:
1. Periode Mekkah
2. Periode Madinah
a. Pendidikan islam pada masa Rasulullah di Mekkah
Pokok pembinaan pendidikan islam di kota makkah adalah pendidikan Tauhid, titik beratnya adalah menanamkan nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa setiap individu muslim, agar jiwa mereka terpencar sinar tauhid dan tercermin dalam perbuatan dan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan anak dalam islam yang di contohkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagaimana di jelaskan oleh Allah SWT dalam surah Al-Luqman :13-19 yang meliputi pendidikan :
Ø Pendidikan tauhid
Ø Pendidikan shalat
Ø Pendidikan adab sopan santun dalam bermasyarakat
Ø Pendidikan adab sopan santun dalam keluarga
Ø Pendidikan kepribadian
Ø Pendidikan kesehatan
Ø Pendidikan akhlak
b. Pendidikan islam pada masa Rasulullah di Madinah
Pokok pembinaan islam di kota Madinah dapat dikatakan sebagai pendidikan sosial dan politik. Yang merupakan kelanjutan pendidikan tauhid di Mekkah, yaitu pembinaan di bidang pendidikan sosial dan politik agar dijiwai oleh ajaran, merupakan cermin dan pantulan sinar tauhid tersebut.
c. Kurikulum pendidikan islam pada Masa Rasuluulah SAW
Kurikulum pendidikan pada zaman Rasulullah masih terasa sulit, sebab Rasul mengajar pada sekolah kehidupan yang luas tanpa di batasi dinding kelas. Rasulullah memanfaatkan berbagai kemampuan yang mengandung nilai-nilai pendidikan da Rasulullah menyampaikan ajarannya dimana saja seperti di rumah, di mesjid, dan ditempat-tempa lainnya.
Sistem pendidikan islam lebih bertumpu kepada Nabi, sebab selain Nabi tidak ada yang mempunyai otoritas untuk menentukan materi-materi pendidikan islam
Dapat dibedakan menjadi dua periode:
Ø Makkah
a. Materi yang diajarkan hanya berkisar pada ayat-ayat Makiyah sejumlah 93 surat dan petunjuk-petunjuk yang dikenal dengan sebutan sunnah dan hadist
b. Materi yang diajarkan menerangkan tentang kajian keagamaan yang menitikberatkan pada keimanan, ibadah, dan akhlak .
Ø Madinah
a. Upaya pendidikan yang dilakukan nabi pertama-tama membangun mesjid, melalui mesjid ini Nabi memberikan pendidikan islam
b. Materi pendidikan islam yang di ajarkan berkisar pada bidang keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan hasmani dan pengetahuan kemasyarakatan
c. Metode yang dikembangkan oleh Nabi adalah :
· Dalam bidang keimanan: melalui tanya jawab dengan penghayatan yang mendala dan didukung oleh bukit-bukit yang rational dan ilmiah.
· Materi ibadah: disampaikan dengan metode demonstrasi dan peneladanan sehingga mudah diikuti masyarakat.
· Bidang akhlak: nabi menitikberatkan pada metode peneladanan. Nabi tampil dalam kehidupan sebagai orang yang memiliki kemuliaan dan keagungan baik dalam ucapan maupun perbuatan.
B. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHULAFA AL- RASYIDIN
a. Masa khalifah Abu bakar As-sidiq
Pola pendidikan pada masa abu Bakar masih seperti pada masa Nabi, baik dari segi materi maupun lembaga pendidikannya. Dari segi pendidikanislam terdiri dari pendidikan tauhid dan keimanan, akhlak, ibadah, kesehatan, menurut Ahmad Syalabi lembaga untuk belajar membaca menulis ini disebut dengan kuttab. Kuttab merupakan lembaga pendidikan yang dibentuk setelah mesjid. Sedangkan menurut Asma Hasan fahmi mengatakan bahwa kuttab didirikan oleh orang-orang arab pada Masa Abu Bakar dan pusat pembelajaran pada masa ini adalah Madinah, sedangkan yang bertindak sebagai tenaga pendidikadalah para sahabat rasul terdekat.
Lembaga pendidikan islam mesjid, mesjid dijadikan sebagai benteng pertahanan rohani, tempat pertemuan, dan lembaga pendidikan islam, sebagai tempat shalat berjama’ah, membaca Al-qur’an.
b. Masa khalifah Umar bin Khattab
Berkaitan dengan masalah pendidikan, khalifah Umar bin Khattab merupakan seorang pendidik yang melakukan enyuluhan di kota Madinah, beliau juga menerapkan pendidikan di mesjid-mesjid dan pasar-pasa serta mengangkat dan menunjuk guru-guru untuk tiap-tiap daerah yang di taklukan itu, mereka bertugas mengajarkan isi al-qur’an dan ajaran islam. Adapun metode yang mereka pakai adalah guru duduk di halaman mesjd sedangkan murid melingkarinya.
c. Masa Khalifah usman bin Affan
Pada masa khalifah usman bin affan, pelaksanaan pendidikan islam tidak jauh berbeda dengan masa khalifah Umar bin Khattab. Pendidikan di masa ini hanya melanjutkan apa yang telah ada, namun hanya sedikit terjadi perubahan yang mewarnai pendidikan islam. Proses pelaksanaan pola pendidikan pada masa Usman ini lebih ringan dan lebih mudah dijangkau oleh seluruh peserta didik yang ingin menuntut dan belajar islam dan dari segi pandidikan juga lebih banyak, sebab pada masa ini para sahabat memilih tempat yang mereka inginkan untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat.
d. Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib
Pada masa Ali telaah terjadi kekacauan dan pemberontakan, sehingga di masa ia berkuasa pemerintahannya tidak stabil. Dengan kericuhan politik pada masa Ali berkuasa, kegiatan pendidikan islam mendapat hambatan dan gangguan. Pada saat itu Ali tidak sempat memikirkan masalah keamanan dan kedamaian bagi seluruh masyarakat islam. Adapun pusat-pusat pendidikan pada masa khulafa ar-rasyidin antara lain:
v Makkah
v Madinah
v Basrah
v Kuffah
v Damsyik(syam)
v Mesir
e. Kurikulum pendidikan islam Masa khulafa Ar-Rasyidin
Sistem pendidikan islam pada khulafa ar-rasyidin dilakukan secara mandiri, tidak dikelola oleh pemerintah, kecuali pada masa khalifah umarbin khattab yang turut campur dalam menambahkan materi kurikulum pada lembaga Kuttab. (lembaga pendidikan yang dibantu sekolah masjid).
Materi pendidikan islam yang diajarkan pada masa khalifah Al-Rasidin sebelum masa Umar bin Khattab, untuk pendidikan dasar:
a. Membaca dan menulis
b. Membaca dan menghafal Al-qur’an
c. Pokok-pokok agama islam, seperti cara wudhu, shalat, shaum, dll.
Setelah Umar diangkat menjadi khalifah, ia mengarahkan kepada penduduk kota agar anak-anak di ajari:
a. Berenang
b. Mengendrai unta
c. Memanah
d. Membaca dan menghafal syair-syair yang mudah dan pribahasa
Sedangkan materi pendidikan pada tingkat menengah dan tinggi yang di ajarkan :
a. Al-ur’an dan tafsirnya
b. Hadist dan pengumpulannya
c. Fiqh
C. PENGERTIAN SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Kata sejarah secara etimologi dapat diungkapkan dalam bahasa Arab yaitu Tarikh, sirah atau ilmu tarikh, yang maknanya ketentuan masa atau waktu. Sedang ilmu tarikh berari ilmu yang mengandung atau membahas penyebutan peristiwa dan sebab-sebab terjadinya peristiwa tersebut. Dalam bahasa inggris searah dapat disebut dengan history yang berarti uraian secara tertib tentang kejadian-kejadian masa lampau.
Adapun secara terminologi berati sejumlah keadaan dan peristiwa yang terjadi di masa lampau dan terjadi pada diri individu dan masyarakat yang benar-benar terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia.
1. Pengertian Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan islam dapat dirumuskan sebagai pengertian sejarah pendidikan islam atau tarihut tarbiyah islamiyah dalam buku Zuhairi yaitu:
a. Keterangan mengenai pertumbuhan dan perkembangan pendidikab islam dari waktu ke waktu yang lain, sejak zaman lahinya sampai masa sekarang.
b. Cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkebangan pendidikan islam, baik dari segi ide dan konsepsi maupun segi institusi dan operasionalisasi sejak zaman nabi Muhammmad SAW sampai sekarang.
2. Ruang Lingkup Sejarah Pendidikan Islam
a. Obyek
Obyek kajian sejarah pendidikan islam dalah fakta-fakta pendidika islam berupa informasi tentang petumbuhan dan perkembangan pendidikan islam baik formal, informal maupun non formal. Dengan demikian akan diperoleh apa yang disebut dengan sejarah serba obyek, hal ini sejalan dengan peranan agama islam sebagai agama dakwah penyeru kebaikan, pencegah kemungkaran, menuju kehidupan yang sejahtera lahir bathin secara material dan spiritual.
b. Metode
Mengenai metode sejarah pendidikan islam, didalamnya terdapat hal-hal yang bersifat khusus, berlaku kaidah-kaidah yang ada dalam penulisan sejarah. Kebiasaan dari penelitian dan penulisan sejarah meliputi suatu perpaduan khusus ketrampilan intelektual. Sejarawan harus menguasai alat-alat analisis untuk menilaikebenaran materi-materi sebenarnya, dan perpaduan untuk mengumpulkn dan menafsirkan materi-materi tersebut dalam kisah yang penuh makna, sebagai seorang ahli, sejarawan harus mempunyai sesuatu kerangka berfikir kritis baik dalam mengakaji materi maupun dalam menggunkan sumber-sumbernya.
Dalam mempelajari sejarah pendidika islam diperlukannya suatu pendekaan dan metode yang bisa ditempuh antara lain keterpaduan antara metode deskriptif, metode komperatif, dan metode analisis.
Ø Metode Diskriminatif
Ajaran-ajaran islam dibawa Rasulullah SAW, yang ermaktub dalam Al-Qur’an dijelaskan oleh As-Sunnah, khususnya yang langsung berkaitan dengan pendidikan islam.
Ø Metode Komperatif
Mencoba membandingkan antara tujuan ajaran islam tentang pendidikan dan tuntunan fakta-fakta pendidikan yang hidup dan berkembang pada masa dan tempat tertentu. Dengan metode ini dapat diketahui persamaan dan perbedaan yang ada pada dua hal tersebut sehingga dapat diajukan pemecahan yang mungkin keduanya apabila terjadi kesenjangan.
Ø Metode Analisis
Digunakan untuk memberikan analisis terhadap istilah-istilah atau pengertian-pengertianyang diberikan ajaran islam secara kritis, sehingga menunjukkan kelebihan dan kekhasan pendidikan islam. Pada saatnya dengan metode sintesa dapat diperoleh kesimpulan-kesimpulan yang akurat dan cermat dari pembahasan pendidikan islam. Metode yang dapat dipakai dalam analisis ini antara lain : metode lisan, observasi, dan metode documenter.
3. Manfaat Sejarah Pendidikan Islam
Dengan mengkaji sejarah akan bisa memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan islam dari zaman Rasuullah sam pai sekarang mulai pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali tentag pendidikan islam. Dari sejarah dapat diketahui segala sesuatu yang terjadi dalam penyelenggaraan pendidikan islam dengan segala ide, konsep, intitusi, sistem, dan operasionalisnya yang terjadi dari waktu ke waktu. Jadi sejarah pada dasarnya tidak hanya sekedar memberikan romantisme tetapi lebih dari itu merupakan refleksi historis.
Secara umum sejarah memagang peranan penting bagi kehidupan umat manusia. Hal ini karna menyimpan dan mengandung kekuatan yang dapat menimbulkan dinamisme dan melahirkan nilai-nilai baru bagi pertumbuhan serta perkembangan kehidupan umat manusia. Sumber utama ajaran islam (Al-Qur’an) mengandung cukup banyak nilai-nilai kesejaraan yang langsungbdan tidak langsung mengandung makna benar, pelajaran yang snagat tinggi dan pimpinan utama khususnya umat islam. Ilmu tarikh dalam islam menduduki arti penting dalam berguna dalam kajian dalam islam. Oleh karena itu kegunaan sejarah pendidikan meliputi dua aspek yang bersifat umum dan yang bersifataademis.
Sejarah pendidikan islam memiliki kegunaan tersendiri diantaranya sebagai faktor keteladanan, cermin, pembanding, an perbaikan keadaan.
Kegunaan Sejarah pendidikan Islam yang bersifat akademis diharapkan dapat:
1. Mengetahui dan memahami pertumbuhan dan perkembangan pendidikan islam, sejak zaman lahirnya sampai masa sekarang.
2. Mengambil manfaat dari pross pendidikan islam, guna memecahkan problematika pendidikan islam pada masa kini
3. Memiliki sikap positif terhadap perubahan-perubahan dan pemberahuan-pemberahuan sistem pendidikan islam.
4. Pentingnya dalam Mempelajari Sejarah Pendidikan Islam
Dari mengkaji sejarah kita dapat memperoleh informasi tentang pelaksanaan pendidikan islam dari zaman Rasuluulah sampai sekarang, mulai dari pertumbuhan, perkembangan, kemajuan, kemunduran dan kebangkitan kembali dar pendidikan islam.
5. Ilmu yang Erat Kaitannya dengan sejarah Pendidikan Islam
Pendidikan islam merupakan warisan dan perkembangan budaya manusia yang bersumber dan berpedoman ajaran islam dalam rangka terbentuknya kepribadian utama menurut islam. Munculnya ilmu pendidikan telah memotivasi umat islam untuk menelusuri perjalanan sejarah pendidikan islam.
demikian sejarah pendidikan islam bukanlah ilmu berdiri sendiri namun merupakan bagian dari sejarah pendidikan secara umum. Sejarah pendidikan merupakan uraian sistematis dari segala sesuatu yang telah dipikirkan dan dikerjakan dalam lapangan pendidikan pada waktu yang telah lampau. Sejarah pendidikan menguraikan perkembangan pendidikan dari dahulu hingga sekarang. Oleh karna itu, sejarah pendidikan sangat erat kaitannya dengan beberapa ilmu antara lain: Sosiologi, Ilmu Sejarah, Sejarah Kebudayaan.
6. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam
Sejarah pendidikan islam pada hakikatnya tidak terlepas dari sejarah islam. Oleh karenanya, periodisasi pendidikan islam berada dalam periode-periode sejarah islam itu sendiri.Prof.Dr.Harun Nasution secara garis besar membagi sejarah islam kedalam 3 periode yaitu periode klasik, pertengahan, dan modern. Kemudian dalam buku Dra. Zuhairi dijelaskan bahwa periode-periode tersebut di bagi menjadi 5 masa yaitu :
1. Masa hidupnya Nabi Muhammad SAW ( 571-632 M)
2. Masa Khalifah Rasyidin di Madinah (632-661)
3. Masa kekuasaan Umawiyah di Damsyik(661-750)
4. Masa kekuasaan Abbasiyah di Baghdad (750-1250)
5. Masa dari jatuhnya kekuasaan khalifah di bagdad tahun 1250 M –sekarang.
D. PENDIDIKAN ISLAM PADAMASA BANI UMAYYAH
Pada masa bani Umayyah ini ada tiga gerakan yang berkembang dengan sendirinya yaitu;gerakan Ilmu Agama, gerakan Filsafat, gerakan Sejarah.dan pada dinasti Umayyah ini Pola pendidikannya bersifat desentrasi. Kajian ilmu yag ada pada saat itu berpusat di damaskus,kufah, Mekkah, Madinah, Mesir dan beberapa kota lainnya.Ilmu yang dikembangkannya yaitu;Kedokteran, Filsafat, astronomi atau perbintangan, Ilmu Pasti, Sastra, Seni Bangun,Rupa,Suara.
Pada masa Khalifah Rasyidin dan Umayyah sebenarnya telah ada tingkat pengajaranhampir sama dengan sekarang.tingkat pertama Kuttab yaitu tempat anak-anak belajar menulis dan membaca, Menghapalkan Al-Quran serta belajr pokok-pokok ajaran Agama Islam.Setelah tamat Al-quran mereka meneruskan pelajaran ke Mesjid dan pelajaran dimesjid terdiri ditingkat Menengah dan Tinggi.
Pada tingkat menengah Gurunya belumlah ulama besar, sedangkan pada tingkat tinggi gurunya adalah ulama yang dalam ilmunya,pemerintahan dinasti Umayyah menaruh perhatian dalam bidang pendidikanmemberi dorongan kuat terhadap dunia pendidikandengan menyedikan sarana dan prasarana, hal ini adilakukan agar para ilmuan para seniman, dan para ulama mau melakukan pengembangan dibidang ilmu yang dikuasainya serta mampu melakukan kaderisasi ilmu
E. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA KHALIFAH ABBASIYAH
Kemajuan pendidikan dan peradaban abbasiyah mencapai kejayaan terutama pada masa Khalifah al-madhi dan punjak kejayaan terutama,masa kejayaan ini ditandai dengan berkembang pesatnya kebudayaan islam secara mandiri,dengan berkembag luasnya lembaga-lembaga pendidikan islam yaitu madrasah-madrasah dan Universitas-universitas yang merupakan pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan islam.
Kota Bagdad sebagai pusat intelektual terdapat beberapa pusat aktivitas pengembangan ilmu antara lain baitul Hikmah yang mana sebagai pusat pengkajian berbagai ilmu. Dan bagdad juga sebagai penerjemaahan buku-buku dariberbagai cabang ilmu yang kemudian diterjemaahkan dalam bahasa Arab.
Materi yang berkembang pada saat itu dalam berbagai bidang kehidupan Yaiu:
a) Bidang agama terdiri dari bidang ilmu :Ulumul quran, ilmu tafsir, hadist, ilmu kalam, bahasa dan fiqh.
b) Bidan Umum terdiri dari bidang ilmu: Filsafat, Logika, matematika, Ilmu Alam, geometri, Aljabar, Aritmatika, Mekanika, Astronomi, Musik, Kedokteran, Kimia, Sejarah, sastra.
F. PENDIDIKAN ISLAM SEBELUM KEMERDEKAAN HINGGA MERDEKA
Ø Pendidikan Pada Zaman Pra Kemerdekaan
Pendidikan Islam sudah dikenal sejak Islam datang ke Indonesia.Dari catatan sejarah kita mengetahui bahwa Islam menjadi salah satu komponen penting dalam membentuk corak dan warna kehidupan masyarakat Indonesia.Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari keberhasilan Islam dalam menyebarkan da’wahnya baik melalui pendidikan maupun melalui bentuk dan pola da’wah lainnya.
Penyebaran islam pada waktu itu di melalui dari perdagangan, perkawinan, dan dilakuka secara sembunyi-sembunyi, dari Rumah ke rumah, agartidak dicurigai dan di anggap menentang norma-norma adat yang sudah dipegang kuat oleh penguasa dan diikuti oleh masyarakat pada umumnya.
Dari situlah timbul kegiatan pendidikan Islam yang mana pusat kegiatan pendidikannya mulai dari Rumah ke rumah, di langgar/ surau/ meunasah, mesjid dan hingga berkembang menjadi pondok-pondok pesantren dan setelah itu timbul sisitem pendidikan yang teratur dalam bentuk madrasah dan sekolah pada umumnya.
Metode pendidikan yang digunakan pada saat itu bermacam-macam antara lain:
· Metode Ceramah/Nasehat langsung: metode ini digunakan ditempat-tempat berkumpulnya kaum muslimin seperti Masjid, mushalla atau langgar.
· Pemberian Tauladan yang baik; metode yang digunakan agar daya tarik bagi para murid untuk murid untuk ditiru dan ditauladani yang kemudian dan di amalkan.
· Menggunakan media kesenian.
Ø Pendidikan Pada Zaman Kemerdekaan
Pada mulanya Islam digunakan dalam rangka mendukung partai politik Islam seperti NU, Muhammadiyah, Masyumi dan lain sebagainya. Namun pada waktu yang sama politisasi mengarah pada perpecahan antara partai Islam dan organisasi politik lainnya. Kuatnya perpolitikan intern partai dan pecahnya pemberontakan daerah yang disebabkan sentimen keislaman mengakibatkan hancurnya demokrasi.
Untuk mendamaikan diantara partai politik yang bertikai, Presiden Indonesia (Ir. Soekarno) memberlakukan demokrasi terpimpin dengan maksud untuk menyatukan bangsa Indonesia yang dikenal dengan nasakom (nasional, agama dan komunisme).
Sementara penyelenggaraan pendidikan agama pada awal kemerdekaan telah mendapat perhatian khusus dari pemerintah baik pada lembaga pendidikan swasta maupun negeri. Hal ini dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga-lembaga tersebut sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) pada tanggal 27 Desember 1945 yang menyebutkan bahwa; Madrasah dan pesantren yang pada dasarnya merupakan satu alat dan sumber pendidikan dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berakar dan menguat dalam masyarakat Indonesia umumnya, hendaknya pula mendapat perhatian dan bantuan nyata berupa tuntunan dan bantuan material dari pemerintah.
Hal ini didasarkan atas kenyataan terpuruknya umat Islam pada masa penjajahan Belanda yang terpecah dalam segi intelektualitasnya. Penyebabnya antara lain:
1. Sikap dan kebijaksanaan pemerintah kolonial yang amat diskriminatif terhadap kaum muslimin.
2. Politik nonkooperatif para ulama terhadap Belanda yang menfatwakan bahwa ikut serta dalam budaya Belanda, termasuk pendidikan modernnya, adalah suatu bentuk penyelewengan agama.
Selain itu pemerintah juga tetap membina pendidikan agama secara formal melalui Departemen Agama dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Atas kerjasama kedua departemen dikeluarkan beberapa peraturan-peraturan bersama untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum baik negeri maupun swasta.
Khusus untuk mengelola pendidikan agama yang diberikan pada sekolah-sekolah umum tersebut, maka pada bulan Desember 1946 dikeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) antara Menteri PP dan K dengan Menteri Agama, yang mengatur pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah-sekolah umum (negeri dan swasta) yang berada dibawah naungan Departemen Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan.
Selanjutnya dari SKB tersebut secara khusus diperkuat lagi kedalam UU Nomor 4 tahun 1950 pada BAB XII pasal 20 sebagai berikut:
1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama, orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut.
2. Cara penyelenggaraan pengajaran agama di sekolah-sekolah negeri di atur dalam peraturan yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan, bersama-sama dengan Menteri Agama.
Sementara itu pada Peraturan Bersama Menteri PP dan K dan Menteri Agama nomor 1432/Kab. Tanggal 20 Januari 1951 (Pendidikan), Nomor K 1/652 tanggal 20 Januari 1951 (Agama), diatur tentang peraturan pendidikan agama di sekolah-sekolah sebagaimana yang dimaksud dalam UU, yaitu:
Pasal 1: | Ditiap-tiap sekolah rendah dan sekolah lanjutan (umum dan kejuruan) diberi pendidikan agama. |
Pasal 2: | 1. Di sekolah-sekolah rendah pendidikan agama dimulai pada kelas 4; banyaknya 2 jam dalam satu minggu |
1. Di lingkungan yang istimewa, Pendidikan Agama dapat dimulai pada kelas 1, dan jamnya dapat ditambah menurut kebutuhan. Tetapi tidak melebihi 4 jam seminggu, dengan ketentuan bahwa mutu pengetahuan umum bagi sekolah-sekolah rendah itu tidak boleh dikurangi dibandingkan dengan sekolah-sekolah rendah di lain-lain lingkungan. | |
Pasal 3 | Di sekolah-sekolah lanjutan tingkatan pertama dan tingkatan atas, baik sekolah-sekolah umum maupun sekolah-sekolah kejuruan, diberi pendidikan agama 2 jam dalam tiap-tiap minggu. |
Pasal 4: | 1. Pendidikan agama diberikan menurut agama murid masing-masing. |
1. pendidikan agama baru diberikan pada sesuatu kelas yang mempunyai murid sekurang-kurangnya 10 orang, yang menganut suatu macam agama. | |
1. Murid dalam suatu kelas yang memeluk agama lain daripada agama yang sedang diajarkan pada sutau waktu boleh meninggalkan kelas- nya selama pelajaran itu. |
Di bidang kurikulum pendidikan agama diusahakan penyempurnaan-penyempurnaan, dalam hal ini telah dibentuk kepanitiaan yang dipimpin oleh KH Imam Zarkasyi dari Pondok Pesantren Gontor Ponorogo. Kurikulum tersebut disahkan oleh Menteri Agama pada tahun 1952.
Begitulah keadaan pendidikan Islam dengan segala kebijaksanaan pemerintah pada zaman orde lama. Pada akhir orde lama tahun 1965 lahir semacam kesadaran baru bagi umat Isam, dimana timbulnya minat yang dalam terhadap masalah-masalah pendidikan yang dimaksudkan untuk memperkuat umat Islam, sehingga sejumlah organisasi Islam dapat dimantapkan. Dalam hubungan ini Kementerian Agama telah mencanangkan rencana-rencana program pendidikan yang akan dilaksanakan dengan menunjukkan jenis-jenis pendidikan serta pengajaran Islam sebagai berikut:
1. Pesantren Klasik, semacam sekolah swasta keagamaan yang menyediakan asrama, yang sejauh mungkin memberikan pendidikan yang bersifat pribadi, sebelumnya terbatas pada pengajaran keagamaan serta pelaksanaan ibadah masyarakat yang hidup serta bekerja sama mengerjakan tanah milik pesantren agar dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
2. Madrasah Diniyah, yaitu sekolah-sekolah yang memberikan pengajaran tambahan bagi murid sekolah negeri yang berusia 7 sampai 20 tahun. Pelajaran berlangsung di dalam kelas, kira-kira 10 jam seminggu, di waktu sore, pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah (4 tahun pada Sekolah Dasar dan 3 sampai 6 tahun pada Sekolah Menengah). Setelah menyelesaikan pendidikan menengah negeri, murid-murid ini akan dapat diterima pada pada pendidikan agama tingkat akademi.
3. Madrasah-madrasah swasta, yaitu pesantren yang dikelola secara modern, yang bersamaan dengan pengajaran agama juga diberikan pelajaran umum. Biasanya tujuannya adalah menyediakan antara 60%-65% dari jadwal waktu untuk mata pelajaran umum dan antara 35%-40% untuk mata pelajaran agama.
4. Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), yaitu Sekolah Dasar enam tahun, dimana perbandingan umum kira-kira 1 : 2. Pendidikan selanjutnya dapat diikuti pada MTsN (sekolah tambahan tahun ketujuh) murid dapat mengikuti pendidikan ketrampilan, misalnya pendidikan guru agama untuk Sekolah Dasar Negeri, setelahnya dapat diikuti latihan lanjutan dua tahun untuk menyelesaikan kursus guru agama untuk Sekolah Menengah.
5. Suatu percobaan baru telah ditambahkan pada Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 6 tahun, dengan menambahkan kursus selama dua tahun yang memberikan latihan ketrampilan sederhana. MIN 8 tahun ini merupakan pendidikan lengkap bagi para murid yang biasanya akan kembali ke kampungnya masing-masing.
6. Pendidikan Teologi tertinggi, pada tingkat Universitas diberikan resmi sejak tahun 1960 pada IAIN. IAIN ini dimulai dengan dua bagian atau dua fakultas di Yogyakarta dan dua fakultas di Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
- http://www.ahmadalim.blogspot.com/2010/08/peran-ormas-pra-kemerdekaan.html (Diakses tgl 25 juni 2011)
- H. Nizar Samsul, Pola Pendidikan Rosulullah, Ciputat Press, Jakarta, 2002.
- http://mangunbudiyanto.wordpress.com/2010/06/20/pendidikan-islam-masa-orde-lama/ (Diakses tgl 20 Juni 2011)
Komentar