Langsung ke konten utama

Revitalisasi Organisasi (Peringatan Hari Jadi HPMM Korwl Papua dan Sarasehan Pemuda Massenrempulu))

JAYAPURA – Di ulang tahunnya yang pertama, Minggu (27/5), Himpunan Pelajar Mahasiswa
Massenrempulu (HPMM) Korwil Papua, menggelar acara potong tumpeng di Aula Wisma
Soccer, Kotaraja, yang dirangkaikan dengan sarasehan sehari. Hal itu untuk lebih
mengoptimalkan peran (revitalisasi) organisasi serta tokoh asal Massenrempulu di Papua.
Dalam sarasehan tersebut, menghadirkan lima pembicara, masing-masing H. Muhammad
Hatta (tokoh masyarakat asal Massenrempulu), H Mustaming,MM (Kedisperindagkop
Kabupaten Jayapura), Ir Marzuki Jafar (Pengusaha muda asal Massenrempulu), Arman,ST
(Ketua Ikatan Alumni HPMM Wilayah Papua), Safiudin,M.Sn (Ketua STSP), dan tampak dihadiri
Ketua HIKMA (Himpunan Keluarga Massenrempulu) Provinsi Papua, H Tamsul Makkawaru,
Ketua HIKMA Kabupaten Jayapura, Dahlan Tadang.
Dengan thema ‘Restorasi peran pemuda, meneguhkan semangat perjuangan, menuai
produktifitas leader’ sarasehan berlangsung dengan penuh kekeluargaan. Baik para tokoh asal
Massenrempulu dan para pemuda dan mahasiswa Massenrempulu yang ada di Kota dan
Kabupaten Jayapura serta Kabupaten Keerom, saling bertukar pikiran untuk memajukan
organisasi HPMM di Papua. Ketua HPMM Papua, Abdul Karman kepada Bintang Papua
mengatakan bahwa tujuan utama sarasehan tersebut adalah untuk menyatukan pikiran untuk
memecahkan permasalahan hingga menyebabkan menurunnya peran atau ketokohan orang
asal Massenrempulu, Kabupaten Enrekang.
“Untuk menyatukan pokok-pokok pikiran antara pemuda Massenrempulu yang ada di Papua
dengan HIKMA (Himpunan Keluarga Massenrempulu), yang merupakan orang-orang tua kami.
Karena adanya semacam degradasi kepemimpinan orang-orang asal Massenrempulu yang
dulunya di sangat berperan,” ungkapnya saat ditemui usai sarasehan.
Dengan sarasehan tersebut, pihaknya mengharapkan adanya pokok pikiran untuk mengambil
jalan atau langkah taktis untuk memecahkan masalah yang dihadapainya tersebut . (aj/aj/lo2)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galeri Foto Tragedi Makam Mbah Priok Berdarah, 14 April 2010

by. charment Putra Maspul Ini adalah merupakan seuntaian bukti sejarah baru di negeri ini akan kekerasan dari pihak aparat yang menindas rakyat kecil, dengan semena-mena menganiya, menyiksa, bahkan membunuh rakyat demi pekerjaan mereka (SATPOL PP). namun kemudian muncul tanda tanya besar, Siapakah yang pantas bertanggung jawab dengan Kasus Makam Mbah Priok ini??? Kesalahan siapa??Apakah Gubernur DKI, Kesatuan Pamong Praja DKI, Ataukah Masyarakat yang mempertahankan makam Mbah Priok?? Belum ada yang bisa menjawab semua pertanyaan tersebut, namun korban telah berjatuhan, darah telah mengalir, nyawa-nyawa tak berdosa telah melayang. Dimana hati para pemimpin bangsa ini, sebiadab itukah SATUAN POLISI PAMONG PRAJA? apakah tujuan mereka dibentuk untuk menindas dan menghancurkan rakyat kecil??apakah mereka bukan manusia selayaknya punya hati nurani yang juga berasal dari rakyat kecil?? TANDA TANYA BESAR????? Pantaskah SATPOL PP Dibubarkan sesuai tuntutan sebagian rakyat?? mari sat

Makalah Antropologi Agama "Siri' Na Pacce" (Budaya Bugis Makassar)

--> MAKALAH INDIVIDU SIRI’ NA PACCE Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Agama DOSEN PENGAMPUH : AMIR MAHMUD MADUBUN, SH, MH OLEH : NAMA           : ABDUL KARMAN NIM               : 008 111 001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) AL-FATAH JAYAPURA 2010 BAB I A.        PENDAHULUAN Beragam budaya sebagai sebuah pemikiran yang prinsipil dan esensial kehilangan jati diri yang sesungguhnya, banyak di antaranya tinggal sebuah puing cerita dan sebagian yang lain kaku di atas definisi sempit yang menggeneralisasikan hakikat dan makna prinsipil kebudayaan yang begitu luas serta penurunan eksistensi dalam menstimulasi lahirnya kewibawaan dan kehormatan. Sebagai gambaran nilai budaya yang prinsipil dan sepantasnya terinterpretasikan dalam setiap sub kebijakan nasional adalah sebuah budaya “Siri’ na Pacce”. Budaya siri’ na

MAKALAH ETNOGRAFI SUKU BANGSA MOI DI DESA KANDATE DEPAPRE PROV. PAPUA

--> Tugas Kelompok ETNOGRAFI SUKU BANGSA MOI DI DESA KANDATE DEPAPRE Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etnografi Papua Dosen pembimbing: Drs. Susanto, M.Hum Disusun Oleh: Kelompok IV 1. ABD. KARMAN 2. MARYATI 3. RISMAWATI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) AL-FATAH JAYAPURA 2010 I. PENDAHULUAN Istilah Etnografi berasal dari bahasa yunani kuno, Etnos dan Graphy. Etnos berarti bangsa dan grafi berarti diskripsi atau pelukisan. Dengan demikian etnografi adalah pelukisan mengenai bangsa-bangsa . Adapun kita sebagai penduduk wilayah provinsi Papua berkewajiban mengetahui akan suku-suku bangsa yang ada di Papua ini demi terjalinnya hubungan harmonis antara kita sebagai penduduk dengan masyarakat asli papua itu sendiri. Dan perlu kita ketahui bahwa Papua adalah merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia yang memili s