Langsung ke konten utama

PENDIDIKAN DALAM ERA TEKNOLOGI INFORMASI


Booming teknologi saat ini sangat pesat. Seiring perkembangannya, TI sudah menjadi sebuah kebutuhan yang wajib bagi pelaksana pendidikan sebagai sarana prasarana yang mempermudah proses belajar dan mengajar. Dengan segala kemudahan ini bukanlah hal yang tidak mungkin untuk melakukan perubahan sistem belajar konvensioal menjadi digital dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang popular saat ini disebut e-learning.

Bentuk teknologi sesungguhnya yang ada pada saat ini terbagi menjadi dua yaitu fisik dan nonfisik. Bentuk fisik teknologi diantaranya berupa sebuah hardware dan infrastruktur berkemampuan mutakhir. Sedangkan dalam bentuk nonfisik berupa aplikasi-aplikasi yang termasuk diantaranya aplikasi berbasis web (internet). Kedua hal tersebut terus berkembang seiring pergantian zaman. Internet saat ini diibaratkan sebagai sebuah sumber data tak terbatas, dimana tersedia berbagai macam informasi. Saat ini pengguna teknologi internet di Indonesia berkisar sekitar 30 juta, dengan jumlah pengguna tersebut Indonesia berada pada urutan ke-13 dari pengguna internet di dunia. 50% dari pengguna internet di Indonesia diantaranya adalah mahasiswa dan pelajar.

Terkait optimalisasi Pendidikan dalam era Teknologi Informasi, perlu diletakan konsep dasar yang kokoh mengenai penggunaan TI sehingga terbangun paradigma yang benar terhadap pemanfaatannya. Oleh karena itu perlu adanya pendalaman akan pemanfaatan TI bagi para penyelenggara pendidikan. Untuk itu, tidak jarang kita jumpai seminar-seminar serta pelatihan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan terutama guru-guru dan dosen serta tenaga pengajar lainnya sehingga dalam melaksanakan kegiatan pembeljaran dapat memaksimalkan teknologi sebagai media pendukung sehingga tujuan belajar diharapkan dapat tercapai lebih maksimal

TI diyakini mampu memberikan kemudahan tenaga pendidik dalam menjalankan kegiatannya dan meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas sekolah dimata siswa, orang tua siswa, dan masyakat umumnya. Penerapan teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadi kebutuhan bagi lembaga pendidikan di di dunia termasuk Indonesia. Pemanfaatan teknologi informasi ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan. Keberhasilan dalam peningkatan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan akan ikut menentukan kelangsungan hidup lembaga pendidikan itu sendiri. Dengan kata lain menunda penerapan teknologi informasi dalam lembaga pendidikan berarti menunda kelancaran pendidikan dalam menghadapi persaingan global.

Pemanfaatan teknologi informasi diperuntukkan bagi peningkatan kinerja lembaga pendidikan dalam upayanya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Guru dan serta tenaga pendidik semacamnya tidak lagi disibukkan oleh pekerjaan-pekerjaan operasional, yang sesungguhnya dapat digantikan oleh komputer. Dengan demikian dapat memberikan keuntungan dalam efisien waktu dan tenaga.

Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan tenaga pengajar lain untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada anak didik. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.

Sebagai contoh yang paling utama adalah presentasi dengan menggunakan fasilitas software Microsoft Power Point jauh lebih efektif dan efesien dibanding dengan menulis di papan tulis atau dengan menggunakan caption selayaknya masih banyak tenaga pengajar sekarang yang menggunakan cara lama ini. Selain menghemat waktu dan tenaga fasilitas ini pun jauh lebih fleksibel dan menarik bagi para peserta didik dalam menyimak materi yang di berikan.

Selain itu, untuk penjadwalan dan modul penilaian mahasiswa (peserta didik), TI juga memberikan fasilitas untuk bagian administrasi keuangan sekolah/akademik dalam hal pembayaran SPP. Bagian administrasi dapat langsung mengecek siapa mahasiswa/siswa yang mempunyai tunggakan SPP dan untuk detail histori pembayaran SPP dari masing-masing siswa dapat dicetak seperti mencetak buku tabungan di bank sehingga mempermudah pekerjaan pihak administrasi keuangan. Administrasi keuangan dapat langsung melakukan pengaturan data pembayaran masing-masing siswa sesuai dengan kebutuhan dan dapat diubah sewaktu-waktu apabila ada kenaikan pembayaran SPP dan pembayaran lainnya. Apabila mahasiswa/siswa akan melakukan pembayaran, petugas dapat langsung memasukkan data serta masih sangat banya contoh-contoh riil pemanfaatn TI dalam pendidikan.

Demikian fakta-fakta konkret tentang pelaksanaan pendidikan di era teknologi informasi yang pada intinya sangat berdampak positif selama kita memiliki SDM yang memadai, maka dari itu kita pada saat sekarng ini sangat di tuntut untuk dapat menguasai TI atau paling tidak mengenal apa yang dimaksud TI serta manfaat-manfaatnya. Namun, perlu juga kita sadari bahwa selain keuntungan ada juga kerugian dari perkembangan TI, misalkan saja tentang mengakses internet yang begitu mudahnya, sehingga para remaja yang tanpa dibekali iman yang kuat mudah saja dalam mengakses informasi-informasi yang tidak layak untuknya sehungga berdampak negatif dalam kehidupan sehari-hari seperti yang kita fahami bahwa moral bangsa kita tercinta ini pada saat sekarng ini sudah pada tahap yang sangat memprihatinkan dengan begitu maraknya kasus-kasus asusila dan lain sebagainya.

Dalam konteks lain, banyak orang yang dibuat malas berfikir dengan mudahnya mengambil informasi dari internet sehingga muncul perilaku plagiat yang sangat marak, tanpa terkecuali para guru dan dosen dalam mengambil materi-materi yang diperlukan serta mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliahnya.

Kesimpulan, mari kita manfaat teknologi sesuai dengan porsi yang ideal sehingga optimalisasi pendidikan di era globalisasi sekarang ini dapat terwujud yang diharapkan meningkatkan kualitas SDM individu serta kelompok dalam menjalankan aktifitas masing-masing serta mewujudkan masyarakt yang cerdas dan lepas dari kungkungan keterbelakangan pendidikan.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Galeri Foto Tragedi Makam Mbah Priok Berdarah, 14 April 2010

by. charment Putra Maspul Ini adalah merupakan seuntaian bukti sejarah baru di negeri ini akan kekerasan dari pihak aparat yang menindas rakyat kecil, dengan semena-mena menganiya, menyiksa, bahkan membunuh rakyat demi pekerjaan mereka (SATPOL PP). namun kemudian muncul tanda tanya besar, Siapakah yang pantas bertanggung jawab dengan Kasus Makam Mbah Priok ini??? Kesalahan siapa??Apakah Gubernur DKI, Kesatuan Pamong Praja DKI, Ataukah Masyarakat yang mempertahankan makam Mbah Priok?? Belum ada yang bisa menjawab semua pertanyaan tersebut, namun korban telah berjatuhan, darah telah mengalir, nyawa-nyawa tak berdosa telah melayang. Dimana hati para pemimpin bangsa ini, sebiadab itukah SATUAN POLISI PAMONG PRAJA? apakah tujuan mereka dibentuk untuk menindas dan menghancurkan rakyat kecil??apakah mereka bukan manusia selayaknya punya hati nurani yang juga berasal dari rakyat kecil?? TANDA TANYA BESAR????? Pantaskah SATPOL PP Dibubarkan sesuai tuntutan sebagian rakyat?? mari sat

Makalah Antropologi Agama "Siri' Na Pacce" (Budaya Bugis Makassar)

--> MAKALAH INDIVIDU SIRI’ NA PACCE Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi Agama DOSEN PENGAMPUH : AMIR MAHMUD MADUBUN, SH, MH OLEH : NAMA           : ABDUL KARMAN NIM               : 008 111 001 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) AL-FATAH JAYAPURA 2010 BAB I A.        PENDAHULUAN Beragam budaya sebagai sebuah pemikiran yang prinsipil dan esensial kehilangan jati diri yang sesungguhnya, banyak di antaranya tinggal sebuah puing cerita dan sebagian yang lain kaku di atas definisi sempit yang menggeneralisasikan hakikat dan makna prinsipil kebudayaan yang begitu luas serta penurunan eksistensi dalam menstimulasi lahirnya kewibawaan dan kehormatan. Sebagai gambaran nilai budaya yang prinsipil dan sepantasnya terinterpretasikan dalam setiap sub kebijakan nasional adalah sebuah budaya “Siri’ na Pacce”. Budaya siri’ na

Makawaru : Dimana Berada, Berusaha Membangun (Dimuat di koran Bintang Papua)

JAYAPURA— Guna memberikan wadah berimpun para mahasiswa asal Enrekang atau juga disebut Daerah Massenrenpulu, Minggu (8/5) kemarin terbentuk sebuah organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrenpulu (HPMM) Korwil I Papua. Hal itu dengan digelarnya Musywarah Koordinator Wilayah I HPMM, di Hotel Ermasitha, Polimak, Kota Jayapura, yang akan memilih ketua dan pengurus. “Selain itu juga untuk merumuskan program kerja HPMM,” ungkap deklarator Korwil Papua, Abdul Karman kepada Bintang Papua. Dalam musyawarah tersebut, juga menghadirkan dua Pengurus Pusat HPMM dari Makassar, Suhendi dan Lukmanul Hakim. “Pembentukan HPMM di Papua ini sebagai jawaban atas permintaan yang kami terima per telepon. Dan sesuai Anggaran Dasar, bahwa setiap provinsi atau Kabupaten bisa membentuk Korwil. Sehingga kami respon baik keinginginan teman-teman di Papua dan Ayahanda dari HIKMA,” ungkapnya. Selain itu, dikatakan juga bahwa dari Pimpinan Pusat HPMM berharap organisasi HPMM bisa lebih berkemban