Menjelang laga Final antara Tim Belanda dengan Tim Spanyol pada pukul 03.30 wit esok dini hari euforianya sangat terasa di tanah Papua khususnya Kota Jayapura. dari petang hari tidak berhentinya arak-arakan pendukung kedua Tim melintas jalan raya dengan begitu gembiranya sambil mengibar-ngibarkan bendera kedua bangsa tersebut, bahkan ada yang rela merias tubuh seperti layaknya penonton yang ada di lapangan Soccer city Afrika selatan tempat di langsungkannya babak Final Worl Cup 2010.
Yang menjadi daya tarik sekaligus konflik bagi saya pribadi adalah dengan entengnya mereka mengibarkan bendera baik Spanyol maupun Belanda di mobil-mobil, motor, bahkan mengibarkan di depan rumah setinggi-tingginya dengan maksud dan tujuan yang begitu tidak jelas.
kalaupun untuk mendukung tim-tim tersebut sangat berlebihan juka sampai pada taraf mengibarkan bendera bangsa tersebut tanpa ada sedikitpun kecanggungan dan mengingat begitu sakralnya arti sebuah bendera.
Jika kita tarik benang merah sejarah di mana bangsa belanda yang lebih di kenal Holandia, adalah bangsa yang pernah menjajah bangsa ini 3,5 abad lamanya. menimbulkan trauma mendalam yang sampai sekarang masih di rasakan sebagian rakyat bangsa ini.
Apakah sebagian rakyat ini tidak pernah memikirkan hal ini??
Apakah tidak pernah menghormati para pahlawan yang dengan gagah berani mengorbankan jiwa dan raganya demi mengibarkan Sang Saka Merah putih walau hanya sekian menit dan menurunkan bendera merah putih biru yang yang telah menggilas karakter dan jati diri bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman Majpahit dan Sriwijaya?
Dimana jiwa Patriotisme pemimpin-pemimpin bangsa ini yang dengan terbuka membebaskan rakyat-rakyatnya berlaku semena-mena dengan kadaulatan bangsa ini??
Bahkan lebih ironis para aparat keamanan memfasilitasi bentuk kesenangan sebagian rakyat ini dengan mengawal arak-arakan dan menurut penulis tidak menutup kemungkian para aparat yang bisa di pstika hanya lulusan SMA juga tidak faham akan hal ini dan terkesan ikut dalam tindakan sangat idiot ini.
apa untungnya buat NKRI perlakuan seperti demikian, secara rasio sudah jelas bengsa-bangsa itu tidak pernah ada sedikitpun apresiatif akan perlakuan ini...sama sekali tidak....
Hal ini perlu di jadikan bahan evaluasi oleh para pemimpin bangsa ini.
kedaulatan bangsa ini di injak-injak oleh rakyatnya sendiri lantas para penguasa memalingkan muka dan pura-pura tidak tahu.
apa untungnya bangsa ini di pimpin oleh mantan militer yang notabene mengerti akan nilai-nilai kenegaraan dan kedaulatan negara.
sungguh biadab perlakuan jika para pahlawan yang bermandikan darah memperjuangkan negeri ini dan malah kita yang dikatakan merdeka kembali menjajah negeri ini.
ini hanyalah suara hati kecil yang miris melihat sempitnya orientasi dan pemahaman akan berbangsa dan bernegara oleh sebagian besar rakyat ini karena dibiarkan dan tidak dididik oleh penguasa bangsa ini.
Dan saya berani mengatakan para penguasa Bangsa Indonesia adalah para manusia-manusia tidak bermartabat yang hanya haus sengan kekuasaan untuk mengais kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa mengerti arti seorang pemimpin.
Mari kita jadikan ini sebagai bahan evalaluasi untuk memilih seorang pemimpin. jangan pernah meliaht background seseorang tapi lihatlah dari talenta dan track recordnya.
padamu negeri, kami berjanji......akan selalu setia membela hingga titik darah penghabisan.
Mendukung para kontestan piala dunia tidak ada salahnya namun intropeksi diri bahwa bangsa kita hanyalah bangsa penonton yang tidak akan pernah bisa hadir dalam perhelatan tingkat dunia ini.
jadikan ini sebagai cambuk untuk kemajuan negeri sehingga tidak akan pernah ada bendera-bendera yang boleh bverkibar di negeri ini kecuali sang Merah Putih.
dari suara hati anak bangsa di Tanah Papua
Yang menjadi daya tarik sekaligus konflik bagi saya pribadi adalah dengan entengnya mereka mengibarkan bendera baik Spanyol maupun Belanda di mobil-mobil, motor, bahkan mengibarkan di depan rumah setinggi-tingginya dengan maksud dan tujuan yang begitu tidak jelas.
kalaupun untuk mendukung tim-tim tersebut sangat berlebihan juka sampai pada taraf mengibarkan bendera bangsa tersebut tanpa ada sedikitpun kecanggungan dan mengingat begitu sakralnya arti sebuah bendera.
Jika kita tarik benang merah sejarah di mana bangsa belanda yang lebih di kenal Holandia, adalah bangsa yang pernah menjajah bangsa ini 3,5 abad lamanya. menimbulkan trauma mendalam yang sampai sekarang masih di rasakan sebagian rakyat bangsa ini.
Apakah sebagian rakyat ini tidak pernah memikirkan hal ini??
Apakah tidak pernah menghormati para pahlawan yang dengan gagah berani mengorbankan jiwa dan raganya demi mengibarkan Sang Saka Merah putih walau hanya sekian menit dan menurunkan bendera merah putih biru yang yang telah menggilas karakter dan jati diri bangsa Indonesia yang telah ada sejak zaman Majpahit dan Sriwijaya?
Dimana jiwa Patriotisme pemimpin-pemimpin bangsa ini yang dengan terbuka membebaskan rakyat-rakyatnya berlaku semena-mena dengan kadaulatan bangsa ini??
Bahkan lebih ironis para aparat keamanan memfasilitasi bentuk kesenangan sebagian rakyat ini dengan mengawal arak-arakan dan menurut penulis tidak menutup kemungkian para aparat yang bisa di pstika hanya lulusan SMA juga tidak faham akan hal ini dan terkesan ikut dalam tindakan sangat idiot ini.
apa untungnya buat NKRI perlakuan seperti demikian, secara rasio sudah jelas bengsa-bangsa itu tidak pernah ada sedikitpun apresiatif akan perlakuan ini...sama sekali tidak....
Hal ini perlu di jadikan bahan evaluasi oleh para pemimpin bangsa ini.
kedaulatan bangsa ini di injak-injak oleh rakyatnya sendiri lantas para penguasa memalingkan muka dan pura-pura tidak tahu.
apa untungnya bangsa ini di pimpin oleh mantan militer yang notabene mengerti akan nilai-nilai kenegaraan dan kedaulatan negara.
sungguh biadab perlakuan jika para pahlawan yang bermandikan darah memperjuangkan negeri ini dan malah kita yang dikatakan merdeka kembali menjajah negeri ini.
ini hanyalah suara hati kecil yang miris melihat sempitnya orientasi dan pemahaman akan berbangsa dan bernegara oleh sebagian besar rakyat ini karena dibiarkan dan tidak dididik oleh penguasa bangsa ini.
Dan saya berani mengatakan para penguasa Bangsa Indonesia adalah para manusia-manusia tidak bermartabat yang hanya haus sengan kekuasaan untuk mengais kekayaan sebanyak-banyaknya tanpa mengerti arti seorang pemimpin.
Mari kita jadikan ini sebagai bahan evalaluasi untuk memilih seorang pemimpin. jangan pernah meliaht background seseorang tapi lihatlah dari talenta dan track recordnya.
padamu negeri, kami berjanji......akan selalu setia membela hingga titik darah penghabisan.
Mendukung para kontestan piala dunia tidak ada salahnya namun intropeksi diri bahwa bangsa kita hanyalah bangsa penonton yang tidak akan pernah bisa hadir dalam perhelatan tingkat dunia ini.
jadikan ini sebagai cambuk untuk kemajuan negeri sehingga tidak akan pernah ada bendera-bendera yang boleh bverkibar di negeri ini kecuali sang Merah Putih.
dari suara hati anak bangsa di Tanah Papua
Komentar